Debut Dihati_
Pagi hari mereka semua sudah berkumpul untuk melakukan pemeriksaan, mereka semua hanya terdiam dengan pikiran masing-masing salah satunya mereka takut dinyatakan positif virus Codot. Yujin yang menyadari semua adiknya diam lalu berpikir bagaimana cara agar mereka bisa kembali ceria.
Yujin lalu pergi ke dapur menghampiri Shiro yang memang sedang memasak, ia langsung membantu Shiro agar lebih cepet selesai. “Kita harus melakukan sesuatu supaya mereka ga sedih terus.” Bisik Yujin karena tak mau didengar yang lain.
“Ternyata beban berat ya Eonnie jadi kita, meski kita sedih tapi harus terlihat kuat di depan mereka bahkan kita harus menghibur mereka semua.” Jawab Shiro dengan muka terlihat sedih.
“Ya itulah kewajiban Leader dan Co-leader Shiro, kita harus bisa menjaga mereka, menguatkan mereka soalnya kalau kita sedih siapa yang mau nguatin mereka semua. Kamu jangan sedih ya, kita bareng-bareng saling menguatkan.” Yujin mengelus kepala Shiro karena hanya dia yang terlihat kuat, sejujurnya Shiro cukup rapuh sama seperti yang lain.
Di sisi lain mata Elang seseorang sedang menatap tak suka interaksi kedua pemimpin Kep1er itu, ia mengepalkan tangannya karena terbakar api cemburu, bisa saja Xiaoting berdiri dan menarik Yujin untuk berjauhan dengan Shiro namun tak mungkin ia lakukan karena akan membuat situasi menjadi tak nyaman.
Shiro yang baru saja mengambil piring menyadari jika Xiaoting menatap penuh kekesalan padanya, namun Shiro tak menanggapi itu karena ia tau memang Xiaoting itu pencemburu.
“Eonnie... Mataku kelilipan.” Shiro langsung menarik-narik baju Yujin.
“Eh ko bisa? Sini Eonnie tiup.” Yujin langsung mendekatkan wajahnya pada wajah Shiro membuka sedikit mata Shiro dan perlahan meniup mata Shiro.
“Udah, masih sakit ga?” Tanya Yujin dengan menatap Shiro yang sedang berusaha membuka matanya.
“Ah Eonnie makasih, udah ga ada ko debunya.” Shiro langsung memeluk Yujin dengan terus mengucapkan terimakasih, terlihat berlebihan memang namun Yujin tak mempermasalahkan semua itu.
Xiaoting semakin terbakar api cemburunya, ia hendak berdiri dan menghampiri Yujin namun dengan sigap Hiyyih menahan tangan Xiaoting, Hiyyih menggelengkan kepalanya memberitahu Xiaoting agar tak melakukan hal bodoh atau marah-marah karena cemburu.
“Nanti saja, Jiejie duduk.” Bisik Hiyyih karena ia tau apa yang akan dilakukan Xiaoting, jelas Xiaoting akan melabrak kekasihnya di dapur.
“Yarobun makanan sudah siap, ayo makan.” Yujin dengan ceria memanggil member lain, ia harus terlihat tetap bahagia dan ceria.
Semua orang langsung menghampiri Yujin dan Shiro di meja makan, Xiaoting lebih dulu berjalan karena ia ingin duduk di samping Yujin namun Yujin justru malah dengan sengaja menghindar dan akan pergi ke kursi sebelah dekat dengan Hiyyih.
“Duduk!” Ucap Xiaoting dengan tegas. Mau tak mau Yujin langsung duduk di samping kekasihnya itu.
Mereka semua makan dengan keheningan tak seperti biasanya, Yongeun, Dayeon dan Hikaru hanya diam padahal biasanya mereka selalu ribut, meributkan apapun itu. Xiaoting diam-diam menggenggam tangan Yujin yang berada di bawah, Yujin yang merasa tak nyaman langsung melepaskan dan menarik tangannya untuk ia simpan di atas meja. Sejujurnya Yujin masih malu dan kecewa atas sikap Xiaoting kemarin. Yujin merasa tak punya harga diri karena ditolak oleh kekasihnya saat ingin mengajak bercinta, segala pikiran buruk hinggap di kepala Yujin, mungkin Xiaoting bosan, mungkin Xiaoting malas, mungkin Xiaoting tak membutuhkannya lagi, mungkin Xiaoting menyukai gadis lain, itulah yang ada dalam pemikiran Yujin.
Ponsel Yujin bergetar dan ia melihat ada pesan masuk dari manager Oppa, ia mengatakan tim kesehatan sedang dalam perjalanan dan akan segera sampai.
“Mereka akan segera sampai, ayo kita selesaikan dengan cepat.” Ucap Yujin memberitahu pada seluruh member yang langsung diangguki semuanya.
Tak lama mereka semua sudah selesai makan dan kemudian satu persatu di tes, bersyukur hasil tes menyatakan mereka semua negatif meskipun mereka harus tetap melakukan isolasi mandiri dan menunda debutnya. Semua member merasa sedikit lega setelah mengetahui hasil itu, mereka masih murung meski tak seperti tadi. Setelah semua selesai satu persatu masuk ke dalam kamar begitupun dengan Yujin.
Ceklek.... Xiaoting membuka pintu kamar Yujin dan ia langsung melihat kekasihnya sedang membaca sebuah novel.
“Hiyyih boleh Eonnie bicara sebentar dengan Yujin?” Xiaoting meminta ijin pada pemilik kamar.
“Iya boleh Jie, aku ke Yeseo dulu ya.” Pamit Hiyyih yang memberikan ruang untuk kedua Wonnie kesayangannya itu.
Xiaoting duduk di tepian ranjang Yujin, Yujin yang sejak tadi hanya diam tak mempedulikan kekasihnya sama sekali. Xiaoting langsung mengambil novel Yujin dan meletakan di sebelahnya. Pandangan mereka bertemu dengan sorot mata yang saling mengintimidasi.
“Kenapa menghindar terus, apa sekarang pacarmu itu Shiro?” Tanya Xiaoting dengan nada dingin.
Yujin tak menjawab ia malas berdebat dengan Xiaoting saat ini, beban pikirannya sudah terlalu banyak tak mau ditambah lagi oleh hal percintaan.
“Jawab!” Bentak Xiaoting tanpa sengaja membuat Yujin kaget karena ini pertama kalinya Xiaoting membentak Yujin.
“Aku lebih tua dari kamu tolong lebih sopan! Aku ga suka dibentak.” Ucap Yujin dengan penuh penekanan.
“Kenapa kamu ga jawab, kemarin saat aku ga ada kamu malah mesra-mesraan sama dia, terus tadi di dapur ngapain kamu liatin muka dia deket banget. Kamu udah ga anggap aku pacar? Kamu bosen sama aku?” Xiaoting semakin emosi karena rasa cemburunya itu.
“Pertama aku ga mesra-mesran, kita cuma nonton tv biasa, kedua tadi dia kelilipan dan aku cuma bantu buat tiupin aja. Bukannya kamu yang bosen sama aku sampai kamu nolak aku kemarin? Bukannya Shen Xiaoting itu tak pernah menolak jika urusan BERCINTA?” Jawab Yujin yang tak kalah emosi, biasanya Yujin akan sabar dan mengalah pada Xiaoting namun kali ini ia melawan mungkin karena ia sedang lelah dengan semua permasalahan yang ada.
Xiaoting diam mencerna seluruh ucapan Yujin, ia baru sadar jika kemarin menolak Yujin saat Yujin menggodanya di kamar mandi, Xiaoting sadar itu pasti melukai hati kekasihnya.
“Maaf sayang buk...” Ucapan Xiaoting terhenti saat Yujin kembali bicara.
“Ya aku tau kamu bosan dan ga puas sama aku kan, wajar gebetan kamu kan sekelas Yurina, bahkan aku liat Chaehyun juga suka sama kamu, mereka semua cantik dan masih muda beda dengan aku yang sudah dewasa yang mungkin tak sefres mereka.” Yujin terus saja mengungkapkan isi hatinya pada Xiaoting membuat Xiaoting hanya bungkam.
“Aku cape Ting, aku cape! Aku sama Shiro cuma lagi mikir gimana caranya kalian ga sedih terus, aku sama Shiro berusaha buat balikin semangat kalian meskipun aku tau itu susah, semua itu jadi beban buat aku dan Shiro. Tadinya aku berharap kamu bakal nguatin aku bukan malah nambahin masalah dan beban pikiran aku, tapi aku salah karena ternyata kamu ga sesayang itu sama aku, saat kamu bosan kamu dengan entengnya nolak aku dan malah telpon Yurina!” Pada akhirnya Yujin menangis karena tak tahan lagi memendam semua sendiri.
“Sa...sayang maaf. Yurina yang telpon aku bukan aku yang telpon dia.” Xiaoting dengan gugup menjelaskan, ia kaget dari mana Yujin tau jika kemarin Yurina menelponnya.
“Iya cantik aku juga kangen kamu, kabarin aku ya kalau jadi ke Korea.” Sindir Yujin dengan menatap tajam Xiaoting.
Xiaoting hanya diam, setelah ia mandi kemarin Xiaoting menerima telpon dari Yurina kebetulan Yujin melewati kamar Xiaoting karena akan pergi ke agensi bersama Shiro dan manager Oppa dan dengan jelas Yujin mendengar kekasihnya memuji orang lain. Sakit sekali Yujin saat itu namun ia mencoba menahannya.
“Maafin aku.” Xiaoting langsung menundukan kepalanya, ia menyesal karena melakukan itu pada Yurina.
“Ting denger aku, selama ini yang selalu nuduh aku dekat sama ini dan itu kamu, kamu yang selalu balasin semua chat temen-temenku, kamu larang aku buat deket cewek ataupun cowok lain, aku selalu nurut sama kamu karena aku ga mau nyakitin kamu karena cemburu kamu yang berlebihan, tapi kenyataan yang selalu godain cewek lain siapa? Yang diem-diem masih chat mantan gebetannya siapa? Yang masih muji cewek lain cantik siapa? Harusnya kamu ngaca Ting siapa disini yang harus dicurigai, siapa disini yang ga serius ngejalanin hubungan!” Yujin semakin tak kuasa menahan emosinya, ia menangis tersedu-sedu dengan nada bicara cukup keras membuat semua member mendengarnya meskipun berada di kamar masing-masing.
“Sayang udah ya jangan nangis, maafin aku ya Yujin maaf.” Xiaoting menggenggam tangan Yujin namun langsung dilepaskan dengan kasar oleh Yujin.
“Cukup Ting aku cape!” Teriak Yujin membuat Shiro dan Hiyyih akhirnya masuk ke kamar mereka.
“Eonnie....” Shiro langsung menghampiri Yujin dan memeluk Yujin, menarik kepala Yujin agar bersandar di bahunya, sedangkan Hiyyih menarik tangan Xiaoting agar keluar dari kamarnya.
Hiyyih terus menarik tangan Xiaoting hingga kedepan pintu kamar Xiaoting, Xiaoting sendiri hanya diam mematung dengan pandangan kosongnya.
“Kalau jiejie cuma main-main lebih baik lepaskan, biar aku yang jaga Yujin Eonnie!” Ucap Hiyyih yang lalu meninggalkan Xiaoting.
Xiaoting langsung masuk ke dalam kamarnya, sedangkan di kamar sebelah dua orang manusia sedang menguping di pintu kamarnya.
“Ko drama banget ya mereka, drama Korea juga kalah seru dan lebay sih ini.” Bisik Dayeon pada Chaehyun.
“Maklumin aja kenapa lebay, soalnya Drama Korea campur Drama China jadinya gitu. Seru juga ya, gimana kalau mereka putus? Jiejie jomblo dong ya.” Tanpa sadar Chaehyun malah tersenyum.
Dayeon yang menyadari jika Chaehyun tersenyum hanya menggelengkan kepalanya tak suka. Chaehyun terus saja mengagumi Xiaoting padahal ada dirinya yang selalu menemani Chaehyun.
“Ga usah ngarep deh, lagian Jiejie kayanya player deh, denger kan tadi dia masih deket sama Yurina Chan.” Ucap Dayeon yang akhirnya berhenti menguping.
Sedangkan Xiaoting sendiri hanya diam dengan tatapan kosongnya, baru saja beberapa hari lalu mereka berdua menghabiskan waktu bersama untuk filming Kep1er View, Yujin yang tau jika Xiaoting takut ketinggian selalu menjaga Xiaoting, menggenggam tangan Xiaoting dan diam-diam memeluk Xiaoting, bahkan Yujin sendiri dengan berani menerima bermain game yang sangat berbahaya itu. Xiaoting mengingat semua kenangan indah itu, Yujin yang selalu melindunginya tak pernah jauh darinya kini justru terluka karena ulah Xiaoting, apakah Xiaoting sejahat itu? Apakah Xiaoting teramat sangat melukai hati Yujin? Pada akhirnya Xiaoting hanya bisa menangis dibawah selimut tebal yang menutupi badannya.
Y.... Mereka ribut besar, sepertinya akan putus.