Debut Dihati_

Jarak yang ada adalah gambaran hati yang terluka, begitu adanya posisi kedua gadis yang masih saling mencintai ini. Mereka berdua hanya diam dan tak melakukan apapun, Yujin yang asik sejak tadi dengan ponselnya mengabaikan Xiaoting yang justru asik menatap wajah cantik Yujin. Sesampainya di apartemen Yujin, mereka menyalakan tv dan tv menonton kesibukan mereka berdua, karena tv hanya sebagai penghilang sepi tanpa berniat ditonton sama sekali.

Xiaoting mengerutkan kedua alisnya saat melihat Yujin tersenyum sendiri dengan ponselnya, ada rasa tak suka karena Yujin tersenyum sendiri seperti itu.

“Kenapa senyum-senyum sendiri?” Tanya Xiaoting yang mulai geram dengan Yujin.

Yujin langsung memalingkan matanya dan menatap Xiaoting. “Oh ini Yaning lucu banget.” Jawab Yujin yang kembali menatap layar ponselnya.

“Sejak kapan deket sama Yaning?” Tanya Xiaoting lagi, ia mulai tak nyaman karena mengingat Yaning sedang mendekati Yujin.

Yujin tak menjawab karena malas meladeni Xiaoting yang sudah dalam mode cemburunya, jika dulu Yujin akan dengan sabar menenangkan Xiaoting yang cemburu tapi tidak dengan sekarang, masa bodo dengan Xiaoting yang cemburu bahkan jika terbakar api cemburupun Yujin tak peduli.

“Yujin jawab!” Bentak Xiaoting tanpa disadari.

Yujin langsung menatap tajam ke arah Xiaoting, ia tak suka jika dibentak seperti ini dan Xiaoting selalu membentaknya jika sedang cemburu atau marah.

“Harus ya aku bilang ke kamu sejak kapan deket sama Yaning, atau aku harus laporan ke kamu deket sama siapa aja?” Bukannya menjawab Yujin justru malah balik bertanya dengan pertanyaan yang menyebalkan membuat Xiaoting mengeram kesal karena jawaban Yujin.

“Harus!” Jawab Xiaoting singkat.

“Oke, sejak kita putus aku kembali komunikasi dengan Caibing, Yaning juga lebih intens komunikasi, Seungyeon lebih gencar deketin aku, terus ada temen dari Gg lain juga deket. Bahkan ada dari Boy Grup juga deketin aku, terus....” Yujin menjawab pertanyaan Xiaoting dengan menyebutkan satu persatu orang yang sedang mendekatinya namun belum semua Yujin sebutkan Xiaoting sudah menyela ucapan Yujin.

“Semudah itu ya kamu lupain aku sayang?” Tanya Xiaoting dengan mata berkaca-kacanya.

“Semudah itu ya kamu cium dan grepe-grepe cewek lain SAYANG?” Jawab Yujin dengan mengikuti kalimat Xiaoting namun ia ganti dengan sebuah sindiran dan diakhiri dengan kata sayang penuh penekanan.

Saat Xiaoting akan menjawab Yujin justru malah mengisaratkan untuk Xiaoting diam karena ada telpon masuk. Yujin langsung mengangkat panggilan telpon tersebut dengan senyum merekah.

Yujin.... Chaehyunie.... Ih katanya mau telpon dari tadi pas sampe rumah.

Chaehyun... Hehe maaf Eonnie tadi malah asik ngobrol sama Eomma. Eonnie udah makan?

Yujin ... Dasar deh. Udah ko kamu udah belum? Nanti telpon lagi ya malem soalnya kalau sekarang ga bebas.

Chaehyuni... Ih emang kenapa? Padahal mau ngobrol banyak mumpung ga ada Jiejie Xiaoting.

Yujin... Hehe nanti ya, Eonnie mau masak dulu soalnya. Bye

Yujin langsung mematikan panggilan telpon dari Chaehyun dan tersenyum ceria. Sejujurnya Yujin sengaja mengirimkan pesan pada Chaehyun untuk menelpon dan mengobrol seolah-olah mereka begitu mesra.

“Seneng? Jadi kamu mau pacaran sama anak kecil kaya dia? Kenapa tega banget pacaran sama temen satu grup? Sengaja buat aku cemburu?” Xiaoting menahan amarahnya dengan sekuat tenaga meski hatinya terasa sakit.

“Itu kamu seneng ga selingkuh sama temen segrup?” Jawab Yujin lagi seperti tadi membalikan pertanyaan Xiaoting dan seketika membuat Xiaoting bungkam.

“Aku ga selingkuh!” Bentak Xiaoting tak suka, karena memang ia tak selingkuh hanya sedikit khilaf saja.

“Masa sih? Terus ciuman sampe elus-elus badan cewek lain itu apa namanya? Khilaf? Bosen ah godain cewek lain udah sering dimaafin eh malah keenakan langsung cium aja ya sekarang, pasti mikir ga apa-apa Yujin pasti maafin kaya biasanya. Iya kan?” Ucap Yujin yang akhirnya mengeluarkan unek-uneknya itu.

Xiaoting hanya diam mendengar semua keluh kesah Yujin, Xiaoting sadar semua ucapan Yujin benar dan Yujin berhak marah tapi apa Yujin tak bisa memberikan Xiaoting kesempatan sekali saja, apakah Yujin tak mau mendengar sekali saja penjelasannya?

Harus bagaimana lagi Xiaoting membuat Yujin percaya, apakah harus Xiaoting merelakan dan melepaskan Yujin demi kebahagiaan Yujin.

“Aku tau aku salah tapi ga ada sedikitpun pikiran seperti itu, mungkin aku emang ga pantes buat kamu soalnya sering nyakitin kamu, tapi jujur dari hati aku yang paling dalam kalau aku sayang dan cinta banget sama kamu cuma kamu yang ada dihati aku. Kamu bener-bener ga mau kasih aku kesempatan?” Xiaoting menggenggam kedua tangan Yujin dengan mata berkaca-kaca, berharap Yujin akan memaafkannya.

“Eh Ting di medsos rame tuh gara-gara Yurina bilang kalian punya kalung Couple, jadi kalung kupu-kupu yang sering kamu pake itu couple sama dia? Ih lucu banget sih kalian, aku juga mau ngajakin Caibing pake kalung couple kita lagi ah.” Bukannya terharu Yujin justru malah kembali mengungkit masa lalu mereka, jujur Xiaoting marah dan lelah saat ini.

Xiaoting lalu berdiri dan menatap Yujin dengan mata berkaca-kacanya, lebih baik Xiaoting pergi dan menyerah untuk mendapatkan Yujin. Xiaoting akhirnya pergi meninggalkan Yujin tanpa berpamitan, sudah muak sekali rasanya, dan sialnya Yujin tak mengejar atau menahan Xiaoting membuat gadis itu semakin kesal. Xiaoting membuka dengan sekuat tenaga pintu aparteman Yujin namun ia langsung mematung saat melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.

“Lho Xiaoting ya? Ngapain di sini?” Tanya orang itu saat melihat Xiaoting ada di aparteman Yujin.

“Hallo Seungyeon sunbae, ehm ini aku mau nginep di sini terus Yujin Eonnie minta tolong aku buat bukain pintu katanya Sunbae pasti sudah dekat.” Jawab Xiaoting dengan ramah.

“Oh gitu ya, ya udah ayo masuk.” Ajak Seungyeon yang masuk begitu saja tanpa mempedulikan Xiaoting.

Pada akhirnya semua amarah, tekad melupakan dan kekesalan sirna sudah, tadi Xiaoting sangat marah dan akan pergi meninggalkan aparteman Yujin namun saat melihat Seungyeon datang ia mengurungkan semuanya dan siap siaga menjaga Yujin dari serangan wanita seksi ini. Ya Seungyeon akan sangat berbahaya jika dibiarkan berduaan saja dengan Yujin untuk itu Xiaoting melupakan semua niatnya untuk pergi tadi.

Yujin merasa heran saat melihat Xiaoting kembali masuk dan kini duduk di sampingnya. “Ko balik lagi? Ga jadi ngambeknya?” Tanya Yujin dengan berbisik pada Xiaoting, mau bagaimanapun Yujin tak akan tega mempermalukan Xiaoting dihadapan temannya.

“Ga jadi, anggap aku ga pernah pergi.” Jawab Xiaoting dengan jutek.

Yujin hanya menganggukan kepalanya dan pergi menghampiri Seungyeon yang sedang menyimpan botol wine yang sengaja ia bawa untuk minum bersama Yujin nanti, Seungyeon juga membawa makanan pedas untuk Yujin makan nantinya. Mereka asik mengobrol di dapur entah membicarakan apa namun tak bisa dipungkiri jika tatapan Seungyeon pada Yujin selalu berbeda, tatapan penuh cinta dan kekaguman.

Seungyeon merangkul Yujin dan mengelus kepala Yujin saat mereka tertawa bersama membuat seseorang di sana langsung kepanasan. Xiaoting langsung berdiri dan menghampiri mereka berdua.

“Yujin eonnie di mana toilet? Anter yu.” Xiaoting langsung menarik tangan Yujin agar menjauh dari Seungyeon dan menarik Yujin ke dekat balkon. Xiaoting langsung menatap Yujin dan langsung mengeluarkan air matanya. Xiaoting tak kuat lagi menahan cemburu, menahan sakit, menahan rindu dan menahan semua kekhawatiran jika Yujin akan meninggalkannya.

“Aku mohon maafin aku, kasih aku kesempatan sekali lagi kalau aku genit lagi kamu boleh ninggalin aku bahkan bunuh aku sekalipun. Aku ga bisa tanpa kamu sayang.” Dengan suara bergetar Xiaoting memohon pada Yujin, sungguh Xiaoting rela melakukan ini agar Yujin mau menerimanya kembali.

Yujin diam karena bingung harus menjawab apa, rasanya ia juga tak bisa berlama-lama seperti ini dengan Xiaoting namun rasa sakit hatinya masih begitu membekas di hati Yujin.

Mereka hanya diam dan saling memandang, penyesalan yang Xiaoting rasakan begitu menyiksa hatinya, begitupun dengan rasa sakit yang Yujin rasakan begitu besar hingga sulit sekali melupakannya. Rasanya tak mungkin Yujin semudah itu melupakan penghianatan Xiaoting terhadapnya namun disisi lain Yujin begitu mencintai Xiaoting dan tak mau kehilangan Xiaoting.

“Boleh aku cium Seungyeon di depan kamu? Ehm tepatnya kami berciuman.” Ucap Yujin tiba-tiba membuat hati Xiaoting sangat hancur.

“Asalkan setelah itu kita berbaikan dan kamu mau nerima aku lagi. Apapun permintaan kamu akan aku kabulkan asalkan kita kembali bersama.” Jawab Xiaoting dengan menahan lukanya.

Mungkin ini balasan untuk Xiaoting jadi ia harus merelakan bibir gadis yang dicintainya dilahap orang lain.

“Oke, bilang Yurina jangan pernah sebut nama kamu atau bahas apapun tentang kamu pada fans.” Lanjut Yujin.

Xiaoting langsung mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada Yurina, setelah selesai ia langsung memberikan ponselnya pada Yujin sebagai bukti jika Xiaoting melakukan apa yang Yujin minta.

“Good! Jangan pernah sentuh aku lebih dari pelukan. Jangan berharap ada ciuman apa lagi sex.” Lanjut Yujin lagi.

Untuk permintaan Yujin kali ini membuat Xiaoting diam tak langsung menganggukan kepalanya, bagaimana bisa Xiaoting tak mencium Yujin apa lagi berhubungan sex. Permontaan yang sangat berat.

“Bagaimana? Apa kamu sanggup? Atau kamu mau cari gadis lain yang bisa menuhin semua nafsu kamu?” Yujin kembali bertanya karena Xiaoting belum juga menjawab.

“Eh iya aku setuju, aku ga akan sentuh kamu lebih dari pelukan.” Jawab Xiaoting dengan terpaksa.

“Tuh pisau goresin ke tangan kamu anggap aja itu luka hati aku.” Tunjuk Yujin pada pisau yang berada di meja.

Xiaoting tak menyangka dengan permintaan Yujin yang terakhir, tapi apapun akan Xiaoting lakukan demi Yujin.

Yujin mendapatkan telpon dari manager CLC dan melupakan Xiaoting sedangkan Xiaoting pergi mengambil pisau itu dan langsung menggoreskan pada ketiga jarinya.

“Awwssh....” Teriak Xiaoting yang akhirnya membuat Yujin melihatnya. Yujin langsung mematikan telponnya dan menghampiri Xiaoting

“Kamu apa-apaan coba, aku cuma becanda ga perlu bodoh kaya gini!” Bentak Yujin yang menarik Xiaoting ke dalam untuk di obati.

“Aku cuma mau buktiin kalau apapun syarat kamu pasti bakal aku lakuin asal kamu mau maafin aku.” Jawab Xiaoting.

“Bodoh! Aku cuma becandaan aja. Ngapain sih kamu.” Yujin terus mengomel karena kebodohan Xiaoting, demi Tuhan kalau Yujin hanya bercanda soal pisau itu, Yujin pikir kalau Xiaoting tak akan berani melakukan itu.

Xiaoting hanya tersenyum dengan terus memandang Yujin, ia bahagia karena Yujin masih peduli terhadapnya dan bahkan dengan telaten Yujin mengobati lukanya. Tapi satuhal mungkin Xiaoting akan merasakan jauh lebih sakit dari ini saat melihat Yujin dan Seungyeon berciuman nantinya.

“Kapan kamu mau ciuman sama Seungyeon sunbae?” Tanya Xiaoting.

Yujin diam tak menjawab karena sedang fokus mengobati luka gadis yang Yujin amat cintai ini. Setelah 15 menit akhirnya Yujin selesai mengobati tangan Xiaoting.

“Aku mau jujur sama kamu Ting, kamu boleh marah ko. Aku pernah ciuman sama Seungyeon saat kita baru beberapa hari jadian, alasannya karena aku kebawa suasana dan waktu itu belum ada perasaan sama kamu.” Akhirnya setelah sekian lama Yujin menutupi ini akhirnya ia jujur pada Xiaoting atas kesalahannya dulu.

Xiaoting diam menegang atas kejujuran Yujin, namun semua sudah terjadi anggap saja impas bagi mereka berdua saat ini.

“Ya sudah kita impas. Asalkan jangan ulangi lagi.” Jawab Xiaoting dengan mengelus kepala Yujin.

Mereka berdua saling tersenyum satu sama lain, mungkinkah hubungan mereka akan kembali terjalin? Atau semua terasa aneh dan sia-sia.

“Siap ga nyentuh aku?” Tanya Yujin dengan menggoda Xiaoting.

“GA SIAP!” jawab Xiaoting dengan nada tinggi membuat Yujin tertawa terbahak-bahak.

Cinta yang tumbuh dihati mereka sangat tulus dan teramat besar, jangan pernah meragukan cinta dua sejoli ini, namun keduanya terkadang tak kuat menahan godaan yang datang. Seiring berjalannya waktu dengan cinta yang semakin kuat akan membuat mereka akhirnya saling setia satu sama lain, berharap semua akan berakhir dengan indah.

Penghianatan yang pernah terjadi biarlah menjadi pelajaran dalam hubungan keduanya, setelah ini perbaiki hubungan agar kedepannya jauh lebih bahagia dan mendapatkan hubungan yang sehat.

“I love you leader Choi.” Bisik Xiaoting

“Love you too Baby Shen.” Jawab Yujin tak kalah berbisik.