Debut dihati_
Tak mendapat jawaban apapun dari Yujin membuat Xiaoting akhirnya mengintip Yujin, Yujin hanya diam dan Xiaoting langsung mengingat jika Yujin memang tak menginginkan lagi sex dihubungan mereka.
“Kotak p3k mana sayang? Aku mau obatin tanganku.” Tanya Xiaoting yang akhirnya mengalihkan pembahasan.
Yujin akhirnya bangun dan menarik tangan Xiaoting ke luar kamar, Yujin melupakan sesuatu tentang tangan kekasihnya itu.
“Lain kali ga usah gila deh, ngapain coba nurutin omongan ga jelas gitu.” Ucap Yujin dengan membuka perban ditangan Xiaoting. Xiaoting hanya diam karena asik melihat ekspresi wajah Yujin yang penuh kekhawatiran itu.
“Denger ga sih aku ngomong?!” Tanya Yujin dengan memukul bahu Xiaoting.
“Iya iya denger, cantik banget sih kalau lagi ngomel gitu.” Jawab Xiaoting dengan menggoda Yujin namun tak mempan karena Yujin adalah seorang penggoda jadi tak akan dengan mudah hanyut dalam sebuah godaan Xiaoting.
Mereka kembali hening karena Yujin masih fokus pada pengobatan tangan Xiaoting hingga akhirnya Yujin pergi membereskan kotak p3k karena sudah selesai mengobati tangan kekasihnya itu. Yujin langsung duduk di samping Xiaoting dan menyandarkan kepalanya di bahu perempuan yang lebih muda darinya itu. Posisi seperti ini selalu membuat mereka nyaman.
Mereka berdua asik menonton tv dengan obrolan-obrolan ringan, Yujin menanyakan tentang Negara China dan dengan senang hati Xiaoting menjawabnya, mereka hanyut dalam obrolan kecil dengan saling memeluk bahkan terkadang Xiaoting menciumi pipi Yujin karena gemas, sejujurnya Xiaoting hanya ingin tau apakah Yujin menolak saat mendapatkan ciuman darinya atau diam saja, jika diam saja sudah jelas Xiaoting akan melakukan hal enak lainnya.
“Aku laper deh.” Ucap Yujin dengan menatap wajah Xiaoting dari bawah. Tangannya masih melingkar diperut rata sang kekasih.
“Masak ramen aja yu buat sekarang, gimana kalau nanti malam kita Dinner keluar, itung-itung rayain natal bareng kan, Papa juga udah kirim aku uang buat ajak kamu dinner, papa bilang pasti kamu yang teraktir aku terus, kamu kan udah kaya sedangkan aku belum.” Ajak Xiaoting dengan mengelus kepala Yujin dan menceritakan jika papanya mengirimi uang untuk mereka dinner di malam natal.
Yujin mengernyitkan kedua alisnya mendengar cerita Xiaoting tadi. “Ko bisa Papa Shen nyuruh kita Dinner? Maksudnya kita semua bersembilan?” Yujin memastikan jika ia tak salah mengartikan ucapan Xiaoting itu.
“Nggak dong, cuma kita berdua aja. Papa malu mungkin kalau anaknya jadi parasit ke pacarnya yang udah kaya.” Jawab Xiaoting dengan mencuri ciuman di bibir Yujin.
Deg... Yujin kaget karena Xiaoting menceritakan tentang hubungan mereka berdua pada orang tuanya, seserius itukah Xiaoting padanya? Sesayang itukah Xiaoting padanya? Yujin jadi terharu saat ini. Apakah memang keputusan Yujin untuk memberi kesempatan pada gadis kecil ini sudah tepat? Ya sepertinya memang tepat.
“Aku ga kaya Baby, kamu kan tau aku idol gagal.” Yujin terkekeh karena ucapannya sendiri, omongan itu berhasil membuat Xiaoting merasa sedih, mengingat dulu saat acara gp99 dimulai Yujin menangis karena menceritakan keadaan grupnya.
“Makanya kita sukses bareng di Kep1er sayang.” Jawab Xiaoting dengan memeluk Yujin dengan erat, wajahnya masuk ke dalam leher Yujin.
Mereka masih asik berpelukan namun tangan Xiaoting sudah mulai nakal, tangannya masuk ke dalam kaos over size yang Yujin kenakan dan mengelus area bahu Yujin dengan bibir sialannya menciumi leher Yujin.
“Katanya siap ga ada lebih dari pelukan.” Sindir Yujin tepat ditelinga Xiaoting.
“Aku kangen sayang, masa aku harus main sendirian sih.” Jawab Xiaoting dengan terus menciumi leher Yujin tanpa jeda.
“Tangan kamu sakit lho Baby,” yujin mengingatkan tentang tangan Xiaoting yang sedang sakit.
“Aku punya dua tangan yang berfungsi dengan baik, kamu ga akan nyesel sih.” Xiaoting tak mau kalah ia tetap meyakinkan Yujin jika sakitnya tangan Xiaoting tak membuat semua menjadi sulit justru akan membuatnya termotivasi untuk segera sembuh agar bisa menjelajahi badan Yujin tanpa hambatan apapun.
Yujin hanya menggelengkan kepalanya karena jika sudah begini akan sulit untuk menahan si mesum itu tak melakukan hal yang enak-enak begini. Maka biarkan Xiaoting melakukan apa yang ia inginkan, menyalurkan hasratnya yang sudah 2 minggu tertahankan itu.
Xiaoting mulai menciumi leher Yujin namun tak menggigitnya karena akan bahaya jika membuat bekas di sana. Tanganya meski terluka masih pintar untuk sekedar meremas payudara Yujin dari luar bajunya. Xiaoting dengan nafsu yang sulit dikendalikan membuatnya tak sabar ingin menelanjangi badan kekasihnya ini hingga mereka tak peduli jika kini sedang berada di ruang tamu.
Keduanya hanyut dalam permainan ini, tanpa sadar Yujin sudah bertelanjang dada karena kekasihnya ini sedang asik menyusu saat ini, sedangkan Yujin hanya bisa pasrah dan merasakan nikmat. Tangan Xiaoting sedang asik meremas payudara sebelah kanan Yujin sedangkan bibir Xiaoting asik mengulum dan menjilati puting sebelah kirinya, Yujin sudah dibuat basah saat ini, sentuhan Xiaoting memang sangat ia rindukan untuk itu Yujin sangat lemah dengan setiap yang Xiaoting lakukan.
“Ih kamu juga buka bajunya, jangan cuma aku!” Protes Yujin saat tangan Xiaoting sedang berusaha membuka hotpens Yujin.
“Kangen ya liat badan seksi tinggi semok punya aku, iya ini aku buka deh.” Xiaoting menggoda Yujin dengan membuka satu persatu pakaiannya di hadapan Yujin.
Yujin yang melihat kekasihnya sudah tak memakai apapun semakin dibuat panas, aliran darah Yujin seakan mendidih karena kekasihnya yang bertelanjang di depan matanya, Xiaoting dengan sengaja malah berdiri dan mengikat rambutnya dengan perlahan. Yujin dengan gelisah akhirnya menarik Xiaoting hingga menindih badannya, Yujin langsung melumat bibir kekasihnya itu hingga akhirnya Xiaoting membalasnya, dalam hati Xiaoting merasa menang karena berhasil menggoda Yujin.
Ciuman mereka semakin panas dengan tangan Xiaoting yang mulai turun ke bawah, Xiaoting mulai mengelus area kenikmatan milik Yujin membuat Yujin semakin tak karuan, disadari Yujin sudah sangat basah membuat Xiaoting dengan gencar memainkan klitoris kekasihnya itu, Yujin semakin gelisah dibawah kendali Xiaoting yang semakin liar. Sempitnya sofa milik Yujin membuat mereka semakin berhimpitan dengan badan yang sangat menempel, keringat yang bercucuran membuat suasana menjadi semakin panas dan nikmat.
“Ma masukinh Babyh ...” Mohon Yujin karena sudah tak kuat lagi.
Xiaoting tak mengikuti keinginan kekasihnya, saat ini ia sedang asik memberikan beberapa tanda merah di payudara kekasihnya, setelah puas Xiaoting baru turun membuka lebar paha Yujin dan memasukan wajahnya ke hadapan vagina Yujin. Lidah panjang Xiaoting menjulur hingga berhasil menusuk-nusuk lubang kenikmatan Yujin setelah itu menyapu belahan Vagina Yujin dengan lidahhya.
“Eeuhnmmm Xiaotingh...” Yujin akhirnya mendesah hebat dengan menyebut nama kekasihnya, badannya sudah sangat dibuat melayang hingga tak sabar merasakan jari panjang kekasihnya masuk ke dalam dirinya.
Karena tak tega akhirnya dua jari Xiaoting masuk ke dalam lubang kenikmatan milik Yujin, Xiaoting langsung memaju mundurkan kedua jarinya sedangkan mulutnya iya gunakan untuk mengemuti klitorisnya.
” Aahhh.... Ahhh.... Lebih cepath.” Yujin semakin dibuat gila oleh kekasihnya itu, dua minggu tak bercinta membuat nafsu mereka sulit sekali dikendalikan.
Desahan Yujin menjadi candu bagi Xiaoting, hingga ia semakin bersemangat untuk terus memompa vagina kekasihnya, kini 3 jari sudah bekerja di dalam vagina Yujin membuat Yujin semakin merasakan nikmatnya. Hingga akhirnya badan Yujin menegang, Xiaoting yang pajam semakin mempercepat jarinya agar klimkas sang kekasih semakin terasa nikmat.
“Otinghhhhh.... Aahhh....” Desah panjang Yujin menemani proses orgasme yang terasa sangat nikmat itu.
Cairan cinta Yujin keluar cukup banyak membuat Xiaoting tersenyum puas. Jarinya ia tarik dan keluarkan, ia ambil tisu untuk membersihkan cairan Yujin dari tangannya dan dari vagina Yujin.
“Puas ga?” Tanya Xiaoting yang kini sudah duduk di karpet menyaksikan kekasihnya yang sedang menikmati orgasmenya itu.
“Hmm...” Jawab Yujin singkat karena masih lelah.
Melihat payudara Yujin menggantung bebas tanpa rasa lelah Xiaoting kembali menyusu pada kekasihnya, Yujin yang merasakan itu hanya diam karena sulit mengatur nafsu kekasih kecilnya ini.
Xiaoting terus saja menyusu pada kedua payudara Yujin secara bergantian, Yujin yang sudah pulih dari nikmatnya orgasme langsung duduk membuat Xiaoting kesal.
“Mau lanjut apa udah?” Tanya Yujin dengan meremas payudara Xiaoting. Ya karena Yujin juga ingin merasakan badan Xiaoting yang sudah lama tak ia jamah.
“Lanjut, tapi tunggu ya aku mau ambil minum dulu.” Jawab Xiaoting yang langsung pergi ke dapur, Yujin selalu terpesona dengan badan kekasihnya terutama saat bertelanjang seperti ini, Yujin langsung mengikuti Xiaoting dan diam-diam memeluk Xiaoting dari belakang, Yujin menempelkan payudaranya pada badan belakang kekasihnya, sedikit digerakan agar terasa kenyal bagi Xiaoting.
“Ehhmmm sayangh...” Xiaoting akhirnya mendesah saat kedua tangan Yujin meremas payudara Xiaoting dari belakang.
Entahlah posisi seperti ini terasa menyenangkan bagi Yujin, kedua tangannya yang lihai meremas kedua payudara Xioating membuat Xiaoting terus mendesah nikmat saat ini. Tangan Yujin semakin nakal dengan mengelus seluruh badan atas kekasihnya, sedangkan jari kanannya sudah berada di atas hutan gundul kekasihnya.
“Sejak kapan dicukur bersih seperti ini ehm?” Bisik Yujin karena Xiaoting memotong semua rambut di kemaluannya.
“Se sejak karantina sayangh, ehmm enakh Jinnie.” Xiaoting dibuat tak karuan oleh kekasihnya karena kini Yujin sudah mulai bermain dengan vagina Xiaoting.
Tanpa menunggu lama dengan posisi seperti ini Yujin langsung memasukan jarinya ke dalam lubang kenikmatan Xiaoting, Yujin langsung memaju mundurkan jarinya sekuat tenaga agar Xiaoting tersiksa karena permainan ini. Xiaoting sudah sangat gila saat ini, desahannya tak terkontrol karena rasa nikmat yang Yujin berikan.
Permainan mereka terus terjadi beberapa saat sebelum akhirnya Xiaoting menyerah dan menyebutkan nama Yujin dengan keras saat ia orgasme, Yujin merasa bahagia karena Xiaoting bisa merasakan kenikmatan yang ia berikan. Xiaoting sedikit limbung dengan sigap Yujin langsung menahan dan memeluknya. Mereka berpelukan dengan posisi tanpa mengenakan pakaian sama sekali, keringat yang bercucuran menambah gairah alih-alih merasa jijik.
“Makasih sayang.” Bisik Xiaoting dengan meremas pantat Yujin.
Plak... Yujin memukul bahu Xiaoting karena tangannya tak bisa diam.
“Seharian jangan pake baju yu, kayanya lebih asik deh.” Lanjut Xiaoting yang semakin menjadi-jadi dengan ide gilanya.
“Boleh, tapi di kamar ya jangan di sini, terlalu terbuka.” Jawab Yujin yang dengan mudah menyetujui ide gilanya, sejujurnya Xiaoting hanya bercanda namun jika di ijinkan Xiaoting sangat amat bahagia.
“Ya udah sini deh Oting gendong.* Xiaoting langsung membuka lebar kedua tangannya dan Yujin langsung melompat bak koala ke dalam dekapan kekasihnya itu.
Mereka berdua menghabiskan hari dengan bahagia, terus bermesraan, menonton tv, sesekali saling menggoda dan menutup sore hari dengan kembali bercinta sebelum akhirnya mereka pergi untuk dinner sesuai janji tadi pagi.
Ternyata jika tinggal berdua seperti ini terasa sangat bebas melakukan apapun, mendesah dan berteriak dengan bebas tanpa harus menutup mulut rapat-rapat saat ingin mendesah, sepertinya mereka berdua akan sering menginap di aparteman Yujin mulai saat ini.
Bahagia itu mudah, saling setia dan menghargai sudah membuat satu persatu kebahagiaan datang menghampiri, jangan mencari sesuatu yang tak ada dari diri kekasih kita dari orang lain, justru berusahalah menerima bagaimanapun adanya kekasih kita, anggap saja itu adalah sebuah pilihan yang kita terima karena berani mencintainya.