Private Teacher
Tak sabar itulah yang kini gadis bernama Shen Xiaoting rasakan, mengingat jika Cecenya akan mengenalkan seorang gadis cantik padanya, sudah pasti itu akan jadi calon pacarnya, begitu pikir Xiaoting. Sepulang sekolah tadi ia langsung mengendarai motornya dengan kecepatan setan alias ngebug, 10 menit sebelum sekolah dibubarkan Ziyin kembali mengirim pesan dan mengatakan jika mereka sudah di rumah, jadi tak mau mengecewakan calon pacar katanya.
Setelah ugal-ugalan di jalan raya akhirnya Xiaoting sampai di rumah dengan selamat, sehat sentosa dan abadi makmur.
“Cece adikmu yang paling cantik sejagat raya paling bahenol sekecamatan China udah sampai dengan selamat.” Teriak Xiaoting saat ia memasuki rumah yang ia tempati dengan kakaknya itu.
“Di mana sih calon pacar, ini kalau punya pacar anak kuliahan pasti udah paham banget urusan ranjang nih pasti, tinggal colek dikit langsung buka baju. Eeeaaaa.... Mantap betul.” Gumam Xiaoting dengan wajah tengilnya, ia terus tersenyum bahagia saat berjalan menuju kamar kakaknya.
Xiaoting sudah mendengar sayup-sayup tawa dari kamar kakaknya itu, sudah pasti kakak dan para sahabatnya sedang bergosip seperti biasanya, seketika Xiaoting mengingat Yurina namun masa bodo dengan Yurina, Yurina tidak menantang tak menggemaskan.
“Ce, ini Oting udah pulang. Mana cewek yang mau dikenalin sama Oting?” Xiaoting langsung bicara saat ia baru saja membuka kamar sang kakak.
Keempat gadis itu langsung menatap ke arah suara dan Xiaoting hanya memamerkan senyum manis dan cantik andalannya, ya senyum andalan yang biasa ia gunakan untuk menggaet para gadis di sekolahnya ataupun sekolah tetangga.
“Mandi dulu terus makan Ting, nanti baru ke sini lagi.” Jawab Ziyin.
Tapi Xiaoting tetap Xiaoting, ia tak peduli dengan perintah kakaknya itu, saat melihat Yujin ia langsung tersenyum dan masuk menghampiri Yujin dan duduk di sebelah Yujin.
“Hey, baru pertama kali ke sini ya?” Sapa Xiaoting pada Yujin dengan menarik tangan Yujin untuk diajak salaman.
“Iya.” Jawab Yujin singkat, entah mengapa pandangan pertama Yujin pada Xiaoting sudah buruk.
“Kenalin Xiaoting bisa di panggil sayang khusus buat kakak cantik.” Lanjut Xiaoting lagi namun tak mendapat jawaban apapun dari Yujin.
Yujin memainkan ponselnya karena ada pesan dari Caibing, tadi Caibing berjanji akan menjemput Yujin di rumah Ziyin setelah selesai latihan basket bersama teman-temannya di kampus. Caibing adalah teman dekat Yujin di kampus bahkan diam-diam Yujin menyukai Caibing namun entahlah hubungan mereka tak jelas meski mereka seperti sepasang kekasih.
“Gue pulang ya, Caibing udah jemput.” Yujin langsung membereskan barang-barangnya.
“Ih padahal nanti dulu Jin, nanti gue deh yang anterin Elu.” Tahan Yurina, mereka sangat jarang bisa berkumpul seperti ini.
“Eh jangan, biar gue aja yang anterin kakak cantik pulang. Itu kambingnya suruh pulang aja.” Xiaoting ikut menahan Yujin agar jangan dulu pulang, namun malah membuat Yujin kesal.
“Caibing bukan kambing!” Bentak Yujin lalu kembali berpamitan pada ketiga sahabatnya itu.
Yujin langsung pergi keluar dari kamar Ziyin dan langsung diikuti oleh Xiaoting, Xiaoting langsung menahan tangan Yujin.
“Ka bukannya Ce Ziyin mau deketin kita ya biar kita bisa pacaran? Ko kakak malah pulang sama kambing sih? Si kambing supir kakak cantik ya?” Ucap Xiaoting dengan percaya diri, namun Yujin langsung menghempaskan tangan Xiaoting.
“Eh bocah gue ke sini bukan mau kenalan sama elu apa lagi pacaran sama elu. Ce Ziyin minta gue buat jadi guru private elu mulai besok jadi ga usah so akrab sama gue, hormatin gue sebagai guru elu. Sekali lagi ya jangan panggil pacar gue kambing!” Setelah mengatakan itu Yujin langsung pergi meninggalkan Xiaoting yang justru merasa kaget karena ternyata Yujin akan menjadi gurunya.
Saat ini bukan waktunya lagi memikirkan Yujin, Xiaoting harus menemui kakaknya agar bisa menjelaskan apa maksud ucapan Yujin, tak mungkin Xiaoting harus belajar di luar sekolah bisa gila dia nanti. Xiaoting sudah sampai di kamar Ziyin dan menatap Ziyin dengan tajam, Ziyin selalu saja seenak jidat jenongnya melakukan sesuatu padanya.
“Maksud lu apaan Ce nyuruh cewek tadi jadi guru private gue segala? Males gue udah kalau gini anjir.” Xiaoting langsung marah pada kakaknya itu.
“Disuruh Papi sama Mami, mau apa lu hah? Mau lu di kirim ke China abis lulus sekolah terus di sana lu jagain peternakan Babi?” Jawab Ziyin dengan kesal, ia dan Xiaoting tak pernah akur karena Xiaoting yang memang menyebalkan.
“Ting kata gue ma lu mau aja belajar sama Yujin, lu kan belok apa ga ngiler liat Yujin putih mulus cantik gitu? Malahan kadang Yujin suka pake baju seksi. Sayang banget aslinya kalau elu nolak, di kampus aja banyak yang deketin dia.” Kini Jiwon ikut membantu sahabatnya agar mau belajar dengan Yujin, ya jika Xiaoting menolak sudah pasti Yujin akan kembali bekerja serabutan sampai pagi.
“Males dia udah punya pacar kan tadi si kambing, mana cakep banget lagi.” Jawab Xiaoting yang kini duduk di samping Yurina dan meminum jus jeruk milik Yurina.
“Minta ya cantik, Oppa haus.” Goda Xiaoting pada Yurina.
“Idih najis, opa opa peyot kali lu ah.” Jawab Yurina dengan menarik gelasnya yang ada ditangan Xiaoting.
“Udah lu terima aja dari pada ngurusin babi ga akan ada cewek yang mau, lu bau tai babi nantinya.” Ziyin langsung menyodorkan ponselnya, saat Xiaoting lihat ternyata itu adalah nomor Hp Yujin.
“Oke deh gue mau, lumayan kan ya bisa liat paha mulus ibu guru cantik.” Setelah menuliskan nomor ponsel Yujin ia langsung pergi menuju kamar dan akan bersiap untuk mandi.
Xiaoting berpikir sejenak apakah ia akan menerimanya? Tapi benar kata Jiwon sayang jika di lewatkan gadis secantik Yujin apa lagi Jiwon bilang Yujin sering memakai baju seksi.
Xiaoting mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu pada Yujin.
Foto ada di luar
Xiaoting lalu menyimpan ponselnya dan pergi ke kamar mandi, sudah cukup sampai di sini menggoda Yujin, ia harus cepat mandi karena nanti malam akan mengajak Chaehyun jalan-jalan, katanya sih bibirnya udah pait butuh sentuhan bibir Chaehyun. Karena Chaehyun bucin parah akhirnya ia selalu pasrah jika Xiaoting melakukan apapun padanya .